SELAMAT DATANG

.

Jumat, 15 April 2011

Sang Kuda Putih yang Meresahkan

Hampir seluruh daun mangga cengkir tersebut habis, yang tersisa hanya tulang daun. Dan di percabangan batang, nampak 'Sang Kuda Putih' tertidur bergerombol kekenyangan. 

Rois sang pemilik kebun mangga melihat menatap mangganya yang berumur 2 dan 5 tahun dengan sedih. Tanaman mangga tampak seperti habis dicukur, gundul dan yang tersisa hanya tinggal daun. Dari kenyataan itu maka Kamis, 14 Mei 2011, Tim dari Perlindungan Tanaman Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Indramayu dan KCD, PPL Pertanian setempat mengunjungi untuk mengamati kerusakan serangan dan mengidentifikasi jenis ulat yang ganas tersebut. 

Sample yang diambil dilapangan memperlihatkan bahwa species ulat yang menyerang adalah Ulat Jaran Putih (Orygia postica). Jaran Putih diambil dari Bahasa Jawa yang berarti Kuda Putih. Larva ulat ini menyerang daun, daun tanaman berlubang, pada serangan berat daun hanya tersisa tulang daun saja. Larva juga menggigit dan mengunyah daun dan menelannya. Ulat ini termasuk kedalam kategori hama minor yang merusak tanaman namun tidak mematikan secara langsung. Pengendalian terhadap hama ulat ini bisa dilakukan secara organik maupun kimiawi. Pengendalian secara organik dapat dilakuan dengan memanfaatkan musuh alami yaitu Apanteles colemaniBarchymeria femorata,Exorista bombycis sebagai parasitoid larva dan Bacillus thuringiensis dan Nucleopolyhedrosis virus sebagai patogen ulat jaran putih. Sedangkan pengendalian secara kimiawi bisa menggunakan aplikasi malathion, dimethoate dan parathion.

Wilayah yang terkena serangan hama ulat bulu di Indramayu mulai menyebar yaitu di Kecamatan Cikedung, Kertasemaya, Bangodua, Kroya, Sliyeg dan Jatibarang. Khusus untuk Kecamatan Cikedung, lokasi yang terserang terdiri dari 2 lokasi. Lokasi pertama berada di koordinat 06.56043⁰ LS 108.13545⁰ BT, atau 3,2 km arah selatan Desa Loyang Kecamatan Cikedung. Vegetasi yang diserang oleh hama ulat bulu ini adalah mangga Gedong Gincu umur 5 tahun. Lokasi yang kedua berada di koordinat 06.56419⁰ LS 108.13253⁰ BT atau 3,7 km arah selatan Desa Loyang Kecamatan Cikedung di Blok Sinang - Sumur Santri. Vegetasi yang diserang mangga cengkir berumur 2 tahun. Kontur wilayah yang terkena serangan berupa perkebunan tanaman tahunan dan tanaman keras yang berbukit-bukit sehingga mempunyai banyak musuh alami seperti burung, concorang maupun hewan lainnya.

Namun, untuk menghindari serangan yang meluas, Dinas Pertanian dan Peternakan Indramayu beserta Camat, Danramil, Perangkat desa dan kelompok tani setempat keesokan harinya (Jum'at 15/04/2011) melakukan pengendalian dengan penyemprotan insektisa berbahan aktif cypermethrin. Diharapkan upaya kebersamaan ini bisa meminimalisir serangan hama yang meresahkan tersebut. (Nandang)


Jumat, 01 April 2011

Dari 150 log percobaan, tak satu pun yg menghasilkan


Jamur yang sudah mekar jadi layu, yang baru muncul pun layu menghitam, media tidak dipenuhi miselium, kisut dan mengecil.

Jamur dalam kubung kecil ukuran 4 x 1,5 meter itu terlihat gelap, segelap harapan Johar dari Lemah Abang Indramayu yang sore itu ketika kami datangi. Johar sehari sebelumnya mengeluh ke kantor kami tentang jamur tiramnya yang tidak kunjung menghasilkan. Pensiunan salah satu instansi ini tadinya berharap ingin menghabiskan masa tuanya dengan mengembangkan budidaya jamur tiram karena melihat prospek pemasarannya yang terbuka dan perawatannya yang mudah. Antusiasme ini didukung oleh adiknya, Veby yang begitu surprise melihat jamur tiram yang biasa dikembangkan di daerah berhawa sejuk saat ini bisa tumbuh dan dibudidayakan di daerah panas seperti Indramayu, “Biasanya saya lihat di Lembang dan Bandung, sekarang kok bisa tumbuh di cuaca panas ya”, katanya keheranan.

Dengan  memanfaatkan halaman depan rumahnya, Johar membuat sebuah kubung jamur tiram kecil menempel ke dinding samping rumahnya. Kubung itu dibuat dari pagar bambu dibawah pohon mangga, “kami dikasih tahu disini, supaya sejuk”, katanya. Kubung yang terdiri dari 2 rak dengan 3 susun ini dibuat untuk menampung 150 log jamur tiram, “Tadinya kami ditawari ngambil 1.000 log, Cuma kami belum berani, namanya juga belum tahu, eh tidak tahunya mati semua, padahal untuk membuat kubung dan membeli bibit juga biayanya tidak sedikit”, kata Veby.
Setelah diidentifikasi , kami menemukan beberapa hal yang menjadi sebab jamur tiram tersebut gagal panen. Salah satunya adalah struktur bangunan kubung. Kubung jamur tiram yang baik selain harus memperhatikan sirkulasi udara dan tertutup dari gangguan binatang, juga harus mempunyai susunan rak yang baik sehingga memudahkan dalam menyimpan log jamur tiram. Kami mengamati bahwa log disimpan tidak dalam posisi menghadap ke arah pemetik, namun dibuat saling bertumpu satu sama lain.  Carmin, petani champion jamur dari Sukadana Kec. Tukdana, Indramayu mengatakan bahwa struktur kubung jamur tiram tidak boleh terlalu panas, “yang perlu diperhatikan panas itu bukan hanya dari sinar matahari, tetapi juga dari kurangnya sirkulasi udara”, katanya. Udara di sekitar kubung memang pengap karena jarak antar rumah juga demikian padat.

Lain halnya dengan Ito, pemulia tanaman dari Desa Kalensari Kec. Widasari Indramayu, ini lebih melihat faktor media yang harus diperbaiki, “Medianya kurang bagus, kisut dan kurang nutrisi. Media yang bagus adalah yang penuh dan miseliumnya tumbuh putih dan sehat”, Katanya. Senada dengan Ito, Endi juga menilai ada kekurangan pada media jamur tiram dan kurangnya pemahaman dalam perawatannya. “Log media jamur tiram yang baik itu penuh dan berisi. Kemudian sebelum miselium merambat keseluruh permukaan jamur jangan dulu dibuka dan disiram setelah itu digunting cincinnya”, kata pembuat bibit jamur tiram dari Desa Bulak Lor Kec.Jatibarang, Indramayu ini. (Nandang)