SELAMAT DATANG

.

Jumat, 01 April 2011

Dari 150 log percobaan, tak satu pun yg menghasilkan


Jamur yang sudah mekar jadi layu, yang baru muncul pun layu menghitam, media tidak dipenuhi miselium, kisut dan mengecil.

Jamur dalam kubung kecil ukuran 4 x 1,5 meter itu terlihat gelap, segelap harapan Johar dari Lemah Abang Indramayu yang sore itu ketika kami datangi. Johar sehari sebelumnya mengeluh ke kantor kami tentang jamur tiramnya yang tidak kunjung menghasilkan. Pensiunan salah satu instansi ini tadinya berharap ingin menghabiskan masa tuanya dengan mengembangkan budidaya jamur tiram karena melihat prospek pemasarannya yang terbuka dan perawatannya yang mudah. Antusiasme ini didukung oleh adiknya, Veby yang begitu surprise melihat jamur tiram yang biasa dikembangkan di daerah berhawa sejuk saat ini bisa tumbuh dan dibudidayakan di daerah panas seperti Indramayu, “Biasanya saya lihat di Lembang dan Bandung, sekarang kok bisa tumbuh di cuaca panas ya”, katanya keheranan.

Dengan  memanfaatkan halaman depan rumahnya, Johar membuat sebuah kubung jamur tiram kecil menempel ke dinding samping rumahnya. Kubung itu dibuat dari pagar bambu dibawah pohon mangga, “kami dikasih tahu disini, supaya sejuk”, katanya. Kubung yang terdiri dari 2 rak dengan 3 susun ini dibuat untuk menampung 150 log jamur tiram, “Tadinya kami ditawari ngambil 1.000 log, Cuma kami belum berani, namanya juga belum tahu, eh tidak tahunya mati semua, padahal untuk membuat kubung dan membeli bibit juga biayanya tidak sedikit”, kata Veby.
Setelah diidentifikasi , kami menemukan beberapa hal yang menjadi sebab jamur tiram tersebut gagal panen. Salah satunya adalah struktur bangunan kubung. Kubung jamur tiram yang baik selain harus memperhatikan sirkulasi udara dan tertutup dari gangguan binatang, juga harus mempunyai susunan rak yang baik sehingga memudahkan dalam menyimpan log jamur tiram. Kami mengamati bahwa log disimpan tidak dalam posisi menghadap ke arah pemetik, namun dibuat saling bertumpu satu sama lain.  Carmin, petani champion jamur dari Sukadana Kec. Tukdana, Indramayu mengatakan bahwa struktur kubung jamur tiram tidak boleh terlalu panas, “yang perlu diperhatikan panas itu bukan hanya dari sinar matahari, tetapi juga dari kurangnya sirkulasi udara”, katanya. Udara di sekitar kubung memang pengap karena jarak antar rumah juga demikian padat.

Lain halnya dengan Ito, pemulia tanaman dari Desa Kalensari Kec. Widasari Indramayu, ini lebih melihat faktor media yang harus diperbaiki, “Medianya kurang bagus, kisut dan kurang nutrisi. Media yang bagus adalah yang penuh dan miseliumnya tumbuh putih dan sehat”, Katanya. Senada dengan Ito, Endi juga menilai ada kekurangan pada media jamur tiram dan kurangnya pemahaman dalam perawatannya. “Log media jamur tiram yang baik itu penuh dan berisi. Kemudian sebelum miselium merambat keseluruh permukaan jamur jangan dulu dibuka dan disiram setelah itu digunting cincinnya”, kata pembuat bibit jamur tiram dari Desa Bulak Lor Kec.Jatibarang, Indramayu ini. (Nandang)

1 komentar:

  1. bisa minta alamatnya di indramayu,saya pingin belajar

    BalasHapus