Membebaskan Mangga Indramayu dari Lalat Buah (2)
Melihat luasnya dampak serangan lalat buah pada tanaman mangga tersebut, ada beberapa cara yang ditempuh untuk paling tidak mengurangi intensitas serangan lalat buah pada tanaman mangga di Indramayu melaui upaya regulasi dan penerapan kawasan bebas lalat buah.
Kegiatan ini dilaksanakan melalui penerapan peraturan karantina antar daerah/wilayah/Negara yang ketat untuk membatasi sirkulasi lalat dan produk buah yang terkena serangan lalat buah. Pada Tahun 2010 dilaksanakan Program Rintisan ALPP (Area of Low Pest Prevalation).
Program rintisan ALPP ini lebih bertujuan untuk membangun kawasan kebun atau buah-buahan yang steril. Kawasan ini idealnya adalah kawasan yang mempunyai penghalang (barrier) yang cukup luas dan panjang yang memungkin lalat buah tidak bisa menyentuh daerah tersebut. Bahkan itupun belum cukup kawasan ini seharusnya betul-betul diciptakan agar menjadi kawasan bebas penyakit (Zero Pest Area – ZPA).
Kawasan ideal ini sebetulnya tidak ada di wilayah Kabupaten Indramayu, karena pola pengembangan mangga masih bertumpu pada lahan pekarangan. Sebagian besar penduduk Indramayu menanam pohon mangga di depan rumah dan di pekarangan, karena ada pendapat umum di masyarakat bahwa setiap rumah wajib punya pohon mangga. Hal ini juga yang secara aplikasi sangat sulit menciptakan ZPA disini karena bentangan pohon mangga yang acak disertai dengan peta transek yang beragam dan rumah penduduk. Lalat buah bisa berinang dimana saja dan tidak mempunyai barrier yang jelas dan luas.
Dipilihnya kawasan Cikedung sebagai daerah rintisan Areal dengan prevalensi rendah lalat buah (ALPP) karena kawasan ini terbilang unik, letaknya menjorok ke dalam jauh dari perkampungan dan terhalang oleh saluran irigasi. Posisi kebun juga terbentang seluas 70 Ha dengan tanaman keras semisal jati, padi ladang dan padang penggembalaan. Diujung kawasan terpisah dengan kebun tebu dan sebuah danau kecil bernama Rawa Bolang. Karakteristik ini paling tidak bisa memenuhi criteria untuk persyaratan sebuh kawasan rintisan Areal dengan prevalensi rendah lalat buah (ALPP).
Kegiatan yang diaplikasikan pada Tahun 2010 meliputi sosialisasi penerapan SOP/GAP, penanganan lalat buah, pemasangan perangkap lalat buah dan penguatan kelembagaan petani. Kegiatan ini direncanakan berlangsung secara gradual sampai tahun 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar