SELAMAT DATANG

.

Jumat, 25 Februari 2011

Gedong Gincu Berbuah diluar Musim (off season) secara Alami

Pic 1. Perkembangan Buah Mangga
Rabu-Jum’at, 23-25 Februari 2011, Kami terlibat secara dekat dengan penelitian di sentral gedong gincu di Cikedung, Sliyeg dan Jatibarang. Fenomena yang menarik bahwa intensitas hujan yang tidak berhenti ditambah dengan anomaly iklim ternyata berdampak pada anomaly siklus produksi yang biasanya diawali bulan September dan mencapai puncak pada minggu pertama dan kedua di Bulan Oktober saat ini berubah dengan awal panen bulan Maret dan mencapai puncak sekitar minggu kedua dan ketiga Bulan April. Berikut potret offseason alami mangga Indramayu.

Pic 2. Bunga Mangga
Menurut petani di Kawasan Cikedung untuk Maret sampai April ini setidaknya ada 10 Hektar atau 1.000 pohon yang memasuki fase panen dengan estimasi produksi minimal 50 kg per pohon atau secara keseluruhan sekitar 50 Ton selama periode pemetikan. Kondisi kebun di Sliyeg relatif lebih baik karena jaminan pengairannya terjaga.

Menurut petani Sliyeg mangga yang siap panen untuk periode Maret dan April sekitar 25 - 30 Hektar dengan estimase produksi per pohon 90 kg sehingga kemungkinan mencapai produksi 270 Ton. Petani berharap periode panen mangga ini diikuti dengan keringnya cuaca, hingga mangga gedong gincu bisa matang dengan sempurna dan mengeluarkan pigmen khas gedong gincu yaitu orange kemerah-merahan.(Nandang untuk offseason secara alami)

Pic 3. Fase pembuahan awal

Pic 4. Struktur tanaman

Pic 5. Struktur Kebun

Pic 6. Fase Buah Muda

Pic 7. Fase Pembesaran dan pematangan

Pic 8. Fase Pembesaran dan pematangan

Pic 8. Fase Pembesaran dan pematangan







Rabu, 23 Februari 2011

Merekam Data Transek Areal Mangga Gedong Gincu


Pic 1. Kuesioner Petani
Rabu, 23 Februari 2011, kami menyertai tim Direktorat Perlindungan Tanaman (DITLIN) Hortikultura – Kementrian Pertanian RI dalam pengelolaan skala luas (Area Wide Management) pengendalian Lalat Buah pada Komoditas Mangga Gedong Gincu di kebun sentra di Desa Jatisura Kec. Cikedung, Indramayu. Kegiatan ini adalah fase awal berupa pemetaan dan transek lapangan secara mendetail dan pemasangan perangkap lalat buah Metil Eugenol (ME) dan CUE lure.


Tahapan Kegiatan :

Kegiatan ini diawali dengan pengumpulan data sekunder dari petani. Data yang berupa kuesioner ini berupa kepemilikan lahan, jumlah pohon yang dikelola, status irigasi dan lainnya. Beberapa orang tim kemudian secara terpisah mempersiapkan perangkap ME dan CUE.

Pic 2. Penyiapan Bahan ME dan CUE

Tahapan selanjutnya, tim mulai menyusuri areal dimulai dengan batas terluar (boundaries) sesuai contour yang ada di peta areal. Kontour, vegetasi dan detail area kemudian dicatat serta posisi koordinatnya direkam begitu seterusnya.

Pic 3. Perekaman Spasial dan Transek

Pic 4. Pemasangan perangkan  CUE dan ME secara terpisah


Pic 5. Perangkap Lalat Buah dengan Metil Eugenol (ME)

Kemudian tim bergerak ke arah dalam areal, setiap 200 meter, mendata tanaman utama dan tanaman inang lain yang potensial diseran oleh lalat buah semisal nangka, petai, kacang panjang dan lainnya dan diakhiri di tempat vegetasi terluar. (Nandang untuk Peta Transek AWM Cikedung)


Minggu, 20 Februari 2011

Bersama Mensejahterakan Masyarakat Desa dengan PG Jatitujuh (Berita Foto)

Jum'at, 18 Februari 2011, kami menghadiri panen perdana jamur merang dengan media yang murni menggunakan apas tebu dan kapas tanpa jerami padi di Gapoktan Sri Cendana Desa Sukadana Kecamatan Tukdana Kabupaten Indramayu. Acara ini demikian bersahaja, semarak dan penuh kekeluargaan. Hadir pada kesempatan itu, Wakil dari PG Jatitujuh Bpk. Arief Wicaksono, Camat Tukdana Bpk. Mismaka, Msi, Bpk. Nandang Nurdin dari Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Indramayu, Ibu UPTD Pertanian Ibu Titi Rialaksanawati, PPL dan perwakilan dari desa setempat.


Melihat kubung jamur : Arief Wicaksono (PG Jatitujuh), Carmin (Kelompok Tani Sri Cendana) Nandang (Dinas Pertanian) dan pamong desa setempat.


Memperhatikan Pertumbuhan Jamur : Arief Wicaksono (PG Jatitujuh), Carmin (Kelompok Tani Sri Cendana)


Mengamati Media Jamur dengan Ampas Tebu : Arief Wicaksono (PG Jatitujuh)




Panen Jamur : Anggota Kelompok Tani Sri Cendana




Tim Pembersih : Kelompok Wanita Tani Sri Cendana




Manfaat limbah jamur untuk media tanam : Mismaka (Camat Tukdana)


(Nandang untuk Panen Jamur dengan Media Ampas Tebu)









Alur Pemasaran Mangga Indramayu (slide)


Puncak Panen mangga gedong gincu di Indramayu, pada musim normal terjadi pada bulan Oktober, dengan intensitas panen yang mencapai 50 % dari total produksi. Dari beberapa varietas utama mangga yang ada di Indramayu, tingkat panen tertinggi adalah mangga Cengkir dengan produksi mencapai diatas 29.000 Ton.


Apabila diuraikan intensitas panen mangga di Indramayu ada pada Bulan oktober, minggu pertama dan terakhir dengan nilai produksi tertinggi rata-rata per minggu diatas 7.000 ton.







Nandang untuk alur pemasaran mangga, 14 Feb 2011



Kamis, 17 Februari 2011

Potensi Pengembangan Komoditas Mangga di Indramayu

Pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu ke-1 2005 – 2010 untuk sektor pertanian disebutkan, bahwa Pembangunan Pertanian diarahkan pada pengembangan ketahanan pangan, yang didalamnya meliputi ketersediaan dan keberagaman pangan serta kecukupan gizi, merupakan salah satu faktor pendorong yang penting dalam upaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM. Sedangkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu ke-1 2005 – 2010, Pembangunan Pertanian dikembangkan penerapan teknologi yang dapat meningkatkan hasil dan kualitas produksi, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi petani. Selain itu pembangunan sektor peternakan terus dikembangkan sesuai dengan kondisi daerah dan budaya lokal.

Salah satu bidang di Dinas Pertanian dan Peternakan adalah Bidang Hortikultura. Bidang ini menangani komoditas sayuran, tanaman buah-buahan, bio farmaka, tanaman hias dan pengembangan lahan pekarangan. Salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan adalah Mangga. Mangga merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Indramayu, paling tidak ada 13 varietas mangga yang dihasilkan Kabupaten Indramayu, seperti Mangga Gedong Gincu dan Cengkir. Varietas mangga tersebut mempunyai pangsa pasar yang bagus di tingkat lokal, nasional bahkan internasional. 





Strategi Pengembangan

Strategi pengembangan komoditas hortikultura di Kabupaten Indramayu sesuai dengan enam pilar pengembangan hortikultura yang ditetapkan oleh Departemen Pertanian, antara lain :
1.   Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura
2.   Penerapan Manajemen Pasokan/ SCM
3.   Penerapan Budidaya Pertanian yang Baik / GAP dan SOP
4.   Fasilitasi Terpadu Investasi Hortikultura / FATIH
5.   Pengembangan Kelembagaan Usaha
6.   Peningkatan Konsumsi dan Ekspor

Perkembangan Produksi

Perubahan iklim ekstrem pada Tahun 2010 menyebabkan intensitas hujan yang sangat tinggi, sehingga hamper bisa dikatakan tidak ada musim kemarau. Hal ini berdampak besar pada tanaman mangga yang menyebabkan terganggunya proses pembungaan dan menyebabkan kerontokan buah dan kerusakan akibat hama dan penyakit. Data menunjukan produksi mangga Indramayu pada Tahun 2010 hanya 24.937 Ton jika dibandingkan dengan produksi Tahun 2009 yang mencapai 123.385 Ton, berarti ada penurunan yang sangat signifikan sekitar 98.448 Ton atau sebesar 80 %.  Berikut data perkembangan produksi mangga Kabupaten Indramayu selama lima tahun terakhir.

Grafik Produksi Mangga Indramayu 5 Tahun Terakhir

Kawasan pengembangan mangga di Indramayu terbagi kedalam 3 kawasan, yaitu :
1.   Kawasan Sentra
Kawasan sentra terdiri dari sepuluh kecamatan yang memiliki luas areal kebun mangga terluas, kecamatan tersebut adalah : Indramayu, Jatibarang, Widasari, Tukdana, Juntinyuat, Cikedung, Terisi, Kroya, Gabuswetan dan Haurgeulis.


2.   Kawasan Penyangga Utama
Sedangkan kawasan penyangga utama merupakan kawasan dengan luas areal kebun mangga menengah yang tersebar di sepuluh kecamatan yaitu : Anjatan, Gantar, Cantigi, Lohbener, Lelea, Sliyeg, Kedokan Bunder, Kertasemaya, Sukagumiwang dan Krangkeng.


3.   Kawasan Penyangga
Adapun kawasan penyangga adalah kawasan kecamatan lain yang memiliki areal kebun mangga menengah kebawah.




Sebaran Varietas

Varietas mangga di Indramayu didominasi oleh varietas mangga dermayu/cengkir, diikuti harumanis, gedong gincu dan varietas yang lain. Berikut grafik sebaran varietas mangga di Indramayu



Senin, 14 Februari 2011

Penanganan Panen dan Pasca Panen

Penanganan Panen dan Pasca Panen

Foto 1. Hasil Pamem Jamur Merang

Kegiatan pemanenan jamur merang dilakukan pada saat pertumbuhan jamur optimal dan telah siap panen sesuai persyaratan yang telah ditentukan untuk memperoleh hasil sesuai dengan permintaan pasar.

Alat yang diperlukan :
a.   Penggunaan sarung tangan untuk memotong bagian jamur merang
b.   Keranjang untuk wadah jamur merang yang telah dipanen

Foto 2. Pembersihan Jamur oleh Kelompok Wanita Tani

Cara Pemanenan :
a.   Penentuan saat panen
Jamur merang dapat dipanen dengan cara mengamati penampakan fisik jamur merang biasanya dari mulai ± 8 hari sampai dengan 12 hari HST.
b.   Panen dapat dilakukan dengan cara memetik jamur yang belum mekar dengan menggunakan tangan dan hindari jangan sampai medianya tercabut.
c.   Waktu dan Cara Panen :
1.   Panen dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 6.00 dan sore hari sekitar pukul 4.00 karena perkembangan jamur merang sangat cepat mekar, biasanya dalam satu periode bisa dipanen minimal 20 kali.
2.   Kemudian perhatikan media tanam, apabila media tanam tersebut kering maka secepatnya lakukan penyiraman
3.   Pemanenan diatur agar dapat dihasilkan kualitas serta bobot jamur yang ideal
d.   Pasca Panen
Proses pasca panen jamur harus diperhatikan dengan seksama agar jangan sampai kualitas produk menurun terutama pada saat pembersihan dan pencucian jamur merang. Selanjutnya jamur merang disortir berdasarkan kualitas (Super untuk Kualitas I dan BS untuk Bad Stock).
Foto 3. Proses Pembersihan Jamur


Pembongkaran Media
Kegiatan pembongkaran media dilakukan setelah periode panen selesai. Selain untuk mengganti media, kegiatan ini juga bertujuan untuk memutuskan siklus hama dan penyakit tanaman.
  
Alat yang diperlukan :
a.   Penggunaan gancu untuk mengeluarkan media jamur merang
b.   Penggunaan power sprayer untuk pencucian dan pembersihan lantai kubung.

Cara Pemanenan :
a.   Pembongkaran media
Pembongkaran media dilakukan dengan cara mengeluarkan semua media tanam di atas rak sampai bersih. Pembongkaran ini dilakukan dengan gancu dan terlebih dahulu dilakukan pada rak paling atas untuk mempermudah pengangkutan bekas media tanam
b.   Setelah seluruh media bisa dikeluarkan, kemudian bagian dalam kubung dan rak dicuci hingga bersih, upayakan menggunakan desinfektan anti kuman.
c.   Kemudian bagian dalam kubung, rak maupun lantai disemprot dengan menggunakan power sprayer hingga kotoran-kotoran yang menempel terangkat semua
d.   Kemudian kubung dibiarkan terbuka dan kering selama 4 – 5 hari sebelum siap diisi lagi dengan media yang baru


(Nandang untuk SOP Jamur Merang dengan Media Ampas Tebu)

Sabtu, 12 Februari 2011

Proses Pasteurisasi, Penanaman Bibit dan Pengendalian OPT Jamur Merang


1. Pasteurisasi
Kegiatan pasteurisasi (pengegasan) ini merupakan salah satu proses utama dalam budidaya jamur merang. Proses ini diupayakan bisa mencapai suhu yang optimal untuk budidaya jamur merang, namun diupayakan menggunakan bahan bakar dan biaya yang sehemat mungkin.

Untuk pasteurisasi (pengegasan), diperlukan alat dan bahan-bahan sebagai berikut:
a.   Drum dan perangkatnya                               
b.   Termometer                                    
c.   Kayu Bakar
d.   Tungku
e.   Air bersih
Foto 1. Penguapan Kubung dengan drum yang telah dimodifikasi
Tahapan Pasteurisasi :
a.   Terlebih dahulu periksa bagian dalam kubung, jangan sampai ada kebocoran
b.   Siapkan drum untuk media pengegasan, upayakan drum dimodifikasi agar menghasilkan penguapan yang optimal
c.   Modifikasi drum yang dilakukan oleh Gapotan Sri Cendana, Desa Sukadana Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu yaitu dengan memotong bagian bawah drum sehingga permukaan bawahnya menjadi datar (flat), dengan demikian proses pembakaran menjadi sempurna dan suhu dicapai secara optimal dengan penggunaan bahan bakar yang lebih hemat
d.   Bagian atas drum diberi lubang agar air bisa masuk ke dalam drum hingga bisa diuapkan ke dalam kubung
e.   Kemudian drum diisi dengan air bersih sampai penuh, kemudian 5 jam sesudahnya ditambah setengahnya
f.    Siapkan kayu bakar, upayakan kayu bakar yang sudah kering, apabila drumnya sudah dimodifikasi, penggunaan kayu bakar hanya 1 – 1,5 kubik
g.   Setelah itu proses pasteurisasi (ngegas) dimulai sampai suhu dalam kubung mencapai 65 - 70°C dan distabilkan pada suhu itu selama 4 – 6 jam
h.   Setelah selesai kubung didiamkan tanpa perlakuan selama 1 hari

Foto 2. Bibit Jamur

2. Penanaman Bibit
Penanaman bibit perlu memperhatikan 2 faktor yaitu pemilihan bibit berkualitas dan cara penanganan yang benar. Berikut ini syarat dan penanganan bibit jamur yang baik :

a.   Miselium Bibit berwarna putih bersih dan tidak ada warna merah/hitamnya
b.   Usia bibit paling lama 10-15 hari dari tanggal pembuatan
c.   Miselium sudah menyebar dan penuh.
d.   Tutup/segel bibit tidak rusak
e.   Jangan sampai sudah keluar jamur didalam kemasan bibit
f.    Bibit disimpan ditempat tertutup/gelap, terhindar dari sinar matahari secara langsung.

Untuk penanaman bibit jamur diperlukan alat dan bahan-bahan sebagai berikut:
a.      Termometer                                   b. Selang
b.      Power Sprayer                                d. Air Bersih

Cara Penanaman Bibit :
a.      Bagian dalam kubung diperiksa terlebih dahulu untuk menghindari kebocoran
b.      Suhu di dalam kubung diukur dengan termometer, upayakan suhu pada media tanam sekitar 35°C
c.      Benih diuraikan terlebih dahulu (diuyab), kemudian ditabur secara merata
d.      Penggunaan benih dalam 1 kubung sekitar 50-60 log
e.      Kemudian kubung ditutup selama 2-3 hari sampai pertumbuhan miseliumnya merata.
f.       Selanjutnya media tanam disemprot/disiram sampai basah selama 1 jam atau sekitar 5 tangki supaya miseliumnya menempel di media
g.      Diamkan selama 1,5 jam sampai air di medianya kering
h.      Air bekas penyiraman disapu hingga alas kubung kering dan tidak becek.
i.       Suhu di dalam kubung diukur dengan termometer, upayakan suhu pada media tanam 35-40°C
j.       Kemudian kubung ditutup rapat sampai suhu kubung 35-40°C kalau suhunya kurang jendelanya ditutup selama 2-3 hari sampai tumbuh anakan jamur
k.      Kemudian jendela kubung dibuka setengahnya agar sirkulasi udaranya masuk
l.       Perhatikan media tanam apabila kering disiram kembali

Foto 3. Penyiraman Media untuk Menjaga Pertumbuhan Jamur

3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Mengendalikan serangan hama dan penyakit jamur merang. Kerusakan pada media jamur pada umumnya disebabkan oleh serangan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur patogen, sedangkan hama pada umumnya disebabkan oleh sejenis kutu atau yang dikenal dengan nama kremeki (bahasa Indramayu) atau sieur ( bahasa sunda).

Tujuan Pengendalian Hama dan Penyakit :
a.   Untuk menghindari pertumbuhan jamur patogen yang mengikuti pertumbuhan jamur merang dan merusak media tanam
b.   Mengurangi populasi kutu (kremeki/sieur) yang mengganggu pada saat pelaksanaan budidaya, pemeliharaan dan pemanenan

Cara Pengendalian :
a.   Upaya perlindungan tanaman terhadap pertumbuhan jamur patogen dimulai dari proses penyeleksian benih. Upaayakan benih yang digunakan adalah bernih yang perkembangan miseliumnya putih merata bukan yang berwarna kekuning-kuningan.
b.   Persiapan media tanam juga mempengaruhi terutama pada saat pengomposan dan pasteurisasi, proses pengomposan yang tidak bersih dan pateurisasi yang tidak mencapai suhu standar dapat menyebarkan jamur patogen ini.
c.   Media tanam yang telah terkena jamur patogen pada umumnya berupa spot atau bercak kehitaman yang kemudian meluas. Jenis serangan bercak kehitaman ini tidak mudah diatasi, sampai saat ini belum ada disenfektan atau pestisida yang khusus untuk mengendalikan serangan penyakit jenis ini. Salah satu yang dilaksanakan adalah memotong media yang terkena spot/bercak kehitaman sampai kebagian dasar media.
d.   Pengendalian populasi kutu (kremeki/sieur) dilakukan dari awal yaitu dari struktur bangunan dasar kubung. Upayakan lantai dasar kubung diplester hingga memudahkan untuk merawat dan membersihkan kubung. Selain itu pada saat pengosongan media lakukan pencucian kubung secara merata terutama pada bagian dalam dengan menggunakan power sprayer hingga kutu, telur kutu dan kotoran lainnya bisa dihilangkan.
     (Nandang untuk SOP jamur merang dengan media ampas tebu)