1. Pasteurisasi
Kegiatan pasteurisasi (pengegasan) ini merupakan salah satu proses utama dalam budidaya jamur merang. Proses ini diupayakan bisa mencapai suhu yang optimal untuk budidaya jamur merang, namun diupayakan menggunakan bahan bakar dan biaya yang sehemat mungkin.
Untuk pasteurisasi (pengegasan), diperlukan alat dan bahan-bahan sebagai berikut:
a. Drum dan perangkatnya
b. Termometer
c. Kayu Bakar
d. Tungku
e. Air bersih
Foto 1. Penguapan Kubung dengan drum yang telah dimodifikasi |
Tahapan Pasteurisasi :
a. Terlebih dahulu periksa bagian dalam kubung, jangan sampai ada kebocoran
b. Siapkan drum untuk media pengegasan, upayakan drum dimodifikasi agar menghasilkan penguapan yang optimal
c. Modifikasi drum yang dilakukan oleh Gapotan Sri Cendana, Desa Sukadana Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu yaitu dengan memotong bagian bawah drum sehingga permukaan bawahnya menjadi datar (flat), dengan demikian proses pembakaran menjadi sempurna dan suhu dicapai secara optimal dengan penggunaan bahan bakar yang lebih hemat
d. Bagian atas drum diberi lubang agar air bisa masuk ke dalam drum hingga bisa diuapkan ke dalam kubung
e. Kemudian drum diisi dengan air bersih sampai penuh, kemudian 5 jam sesudahnya ditambah setengahnya
f. Siapkan kayu bakar, upayakan kayu bakar yang sudah kering, apabila drumnya sudah dimodifikasi, penggunaan kayu bakar hanya 1 – 1,5 kubik
g. Setelah itu proses pasteurisasi (ngegas) dimulai sampai suhu dalam kubung mencapai 65 - 70°C dan distabilkan pada suhu itu selama 4 – 6 jam
h. Setelah selesai kubung didiamkan tanpa perlakuan selama 1 hari
Foto 2. Bibit Jamur |
2. Penanaman Bibit
Penanaman bibit perlu memperhatikan 2 faktor yaitu pemilihan bibit berkualitas dan cara penanganan yang benar. Berikut ini syarat dan penanganan bibit jamur yang baik :
a. Miselium Bibit berwarna putih bersih dan tidak ada warna merah/hitamnya
b. Usia bibit paling lama 10-15 hari dari tanggal pembuatan
c. Miselium sudah menyebar dan penuh.
d. Tutup/segel bibit tidak rusak
e. Jangan sampai sudah keluar jamur didalam kemasan bibit
f. Bibit disimpan ditempat tertutup/gelap, terhindar dari sinar matahari secara langsung.
Untuk penanaman bibit jamur diperlukan alat dan bahan-bahan sebagai berikut:
a. Termometer b. Selang
b. Power Sprayer d. Air Bersih
Cara Penanaman Bibit :
a. Bagian dalam kubung diperiksa terlebih dahulu untuk menghindari kebocoran
b. Suhu di dalam kubung diukur dengan termometer, upayakan suhu pada media tanam sekitar 35°C
c. Benih diuraikan terlebih dahulu (diuyab), kemudian ditabur secara merata
d. Penggunaan benih dalam 1 kubung sekitar 50-60 log
e. Kemudian kubung ditutup selama 2-3 hari sampai pertumbuhan miseliumnya merata.
f. Selanjutnya media tanam disemprot/disiram sampai basah selama 1 jam atau sekitar 5 tangki supaya miseliumnya menempel di media
g. Diamkan selama 1,5 jam sampai air di medianya kering
h. Air bekas penyiraman disapu hingga alas kubung kering dan tidak becek.
i. Suhu di dalam kubung diukur dengan termometer, upayakan suhu pada media tanam 35-40°C
j. Kemudian kubung ditutup rapat sampai suhu kubung 35-40°C kalau suhunya kurang jendelanya ditutup selama 2-3 hari sampai tumbuh anakan jamur
k. Kemudian jendela kubung dibuka setengahnya agar sirkulasi udaranya masuk
l. Perhatikan media tanam apabila kering disiram kembali
Foto 3. Penyiraman Media untuk Menjaga Pertumbuhan Jamur |
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Mengendalikan serangan hama dan penyakit jamur merang. Kerusakan pada media jamur pada umumnya disebabkan oleh serangan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan jamur patogen, sedangkan hama pada umumnya disebabkan oleh sejenis kutu atau yang dikenal dengan nama kremeki (bahasa Indramayu) atau sieur ( bahasa sunda).
Tujuan Pengendalian Hama dan Penyakit :
a. Untuk menghindari pertumbuhan jamur patogen yang mengikuti pertumbuhan jamur merang dan merusak media tanam
b. Mengurangi populasi kutu (kremeki/sieur) yang mengganggu pada saat pelaksanaan budidaya, pemeliharaan dan pemanenan
Cara Pengendalian :
a. Upaya perlindungan tanaman terhadap pertumbuhan jamur patogen dimulai dari proses penyeleksian benih. Upaayakan benih yang digunakan adalah bernih yang perkembangan miseliumnya putih merata bukan yang berwarna kekuning-kuningan.
b. Persiapan media tanam juga mempengaruhi terutama pada saat pengomposan dan pasteurisasi, proses pengomposan yang tidak bersih dan pateurisasi yang tidak mencapai suhu standar dapat menyebarkan jamur patogen ini.
c. Media tanam yang telah terkena jamur patogen pada umumnya berupa spot atau bercak kehitaman yang kemudian meluas. Jenis serangan bercak kehitaman ini tidak mudah diatasi, sampai saat ini belum ada disenfektan atau pestisida yang khusus untuk mengendalikan serangan penyakit jenis ini. Salah satu yang dilaksanakan adalah memotong media yang terkena spot/bercak kehitaman sampai kebagian dasar media.
d. Pengendalian populasi kutu (kremeki/sieur) dilakukan dari awal yaitu dari struktur bangunan dasar kubung. Upayakan lantai dasar kubung diplester hingga memudahkan untuk merawat dan membersihkan kubung. Selain itu pada saat pengosongan media lakukan pencucian kubung secara merata terutama pada bagian dalam dengan menggunakan power sprayer hingga kutu, telur kutu dan kotoran lainnya bisa dihilangkan.
(Nandang untuk SOP jamur merang dengan media ampas tebu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar